Landasan-Landasan
Pendidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pada dasarnya pendidikan adalah laksana
eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan
manusia di dunia ini. Dikatakan demikian , karena pendidikan merupakan bagian
dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan
dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam
segala bidang kehidupannya. Praktek pendidikan diupayakan pendidik dalam rangka
memfasilitasi peserta didik agar mampu mewujudkan diri sesuai kodrat dan
martabat kemanusiaannya. Semua tindakan pendidik diarahkan kepada tujuan agar
peserta didik mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya,
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang diakui.
Sehubungan dengan hal diatas, praktek
pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara sembarang. Artinya, praktek
pendidikan harus memiliki suatu landasan yang kokoh, jelas dan tepat tujuannya.
Sebab, landasan pendidikan akan menjadi titik tolak dalam menetapkan tujuan
pendidikan, memilih isi pendidikan, memilih cara-cara pendidikan. dst. Dengan
demikian praktek pendidikan diharapkan menjadi mantap, sesuai dengan fungsi dan
sifatnya, serta betul-betul akan dapat dipertanggungjawabkan.
1.2 Rumusan Masala
1.2.1
Apa
Landasan Pendidikan?
1.2.2
Apa
Landasan Agama bagi Pendidikan?
1.2.3
Apa
Landasan Filosofis bagi Pendidikan?
1.2.4
Apa
Landasan Psikologi bagi Pendidikan?
1.2.5
Apa
Landasan Historis bagi Pendidikan?
1.2.6
Apa
Landasan Sosiologis dan Budaya bagi Pendidikan?
1.2.7
Apa
Landasan Hukum bagi Pendidikan?
1.2.8
Apa
Landasan Ekonomi bagi Pendidikan?
1.2.9
Apa
Landasan Ilmiah dan teknologi (IPTEK) bagi Pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah dasar-dasar kependidikan serta semakin mendalami materi
landasan-landasan kependidikan.
BAB
I
PEMBAHASAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, (1995:560) istilah
landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau tumpuan. Istilah landasan
dikenal pula sebagai fondasi. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dipahami
bahwa landasan adalah alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik
tumpu atau titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fondasi tempat berdirinya
sesuatu hal. Landasan pendidikan merupakan norma dasar pendidikan yang bersifat
imperatif; artinya mengikat dan mengharuskan semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pendidikan untuk setia melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan
landasan pendidikan yang dianut.
Asumsi-asumsi
yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan dari berbagai sumber. Berikut
beberapa landasan-landasan pendidikan :
A. Landasan
Agama
Landasan agama adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Ilmu adalah sumber kebaikan dan symbol kemudahan serta ridha Allah
swt. Bagi muslim, mencari ilmu bukan sekedar untuk memenuhi asupan otak semata,
tetapi merupakan bentuk tetaan dan kepatuhan kepada sang Khalik. Sebab mencari
ilmu merupakan salah satu kewajiban muslim. Jadi pada intinya pengertian dari Agama Islam sebagai
Landasan Pendidikan Islam adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari syari’at
Islam yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan Islam dan atau
study pendidikan Islam
Kedudukan
Manusia. Berikut beberapa Surah Al-quran dan hadis yang menjelaskan tentang
menuntut ilmu
(5)يَعْلَمْ لَمْ مَا الْإِنسَانَ عَلَّمَ
(4)بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الَّذِي (3)الْأَكْرَمُ
وَرَبُّكَ اقْرَأْ
“ Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.”.
“Barangsiapa
berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
syurga” (HR. Muslim).
B.
Landasan Filosofis
Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam
pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir, namun tidak semua
berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh. Tegasnya, filsafat adalah karya akal manusia yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Filsafat merupakan ilmu
atau pendekatan yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran
segala sesuatu. Menurut Immanuel Kant (1724-1804) yang seringkali disebut
sebagai raksasa pemikir Barat, filsafat adalah ilmu pokok yang merupakan
pangkal dari segala pengetahuan.
Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,
Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang
mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang
megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta
kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang
segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan
yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan
masyarakat.
Landasan
filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam pendidikan. Dengan kata lain landasan filosofis
pendidikan adalah pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan yang menyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aktivitas untuk mewariskan dan
mengembangkan sosio-budaya itu terutama melalui pendidikan.Untuk menjamin supaya
pendidikan itu benar dan prosesnya efektif maka dibutuhkan terutama landasan
filosofis dan landasan –landasan ilmiah. Dalam bentuknya yang lebih terperinci
kemudian, filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan.
Pakar dan
praktisi pendidikan memandang filsafat yang membahas konsep dan praktik
pendidikan secara komprehensif sebagai bagian yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pendidikan. Terlebih lagi, di tengah arus globalisasi
dan modernisasi yang melaju sangat pesat, pendidikan harus diberi inovasi agar
tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang jelas. Di
sinilah perlunya konstruksi filosofis yang mampu melandasi teori dan praktek
pendidikan untuk mencapai keberhasilan substantif.
C.
Landasan Psikologi
Pengertian psikologi,
menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos
berarti ilmu pengetahuan atau. Jadi pengertian psikologi secara harfiah
adalah ilmu tentang jiwa.
Landasan Psikologi pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan
yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap
tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai
dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan
dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar ( Tirtaraharja, 2005: 106 ).
Landasan
psikologi pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting
dalam pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan
tugasnya sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Oleh
karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta
didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi hingga dewasa
Perkembangan adalah
proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental
sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses
perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan
proses belajar dari waktu ke waktu. Yang di maksud dengan kematangan adalah
perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan
biologis, misalnya seorang anak yang beranjak dewasa akan mengalami perubahan fisik
dan mentalnya.
Sedangkan belajar adalah proses yang berkesinambungan dari sebuah
pengalaman yang akan membuat individu berubah dari tidak tahu menjadi
tahu ( kognitif ), dari tidak mau menjadi mau ( afektif ) dan dari tidak bisa
menjadi bisa ( psikomotorik ), misalnya seorang anak yang belajar mengendarai
sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak
tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa. Proses
kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang,
misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki
kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan
dan belajarnya buruk.
Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada
pada manusia dan aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan.
Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental,
emosional, dan sosial. Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan
tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada
pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan
terdapat nilai-nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip
perkembangan .
D.
Landasan Historis
Yang
dimaksud dengan landasan historis pendidikan adalah sejarah pendidikan di masa
lalu yang menjadi acuan terhadap pengembangan pendidikan di masa kini. Landasan
historis pendidikan Nasional Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa
indonesia itu sendiri. Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan
hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang
merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam
pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Pada akhirnya bangsa
Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat
dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
tinjauan
landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan
pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan
studi-studi historis tentang proses perjalanan pendidikan nasional Indonesia
yang terjadi pada periode tertentu di masa yang lampau. Demikian juga halnya
dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk
memajukan pendidikan suatu bangsa. Sejarah telah memberi penerangan, contoh,
dan teladan bagi manusia dan diharapkan akan dapat meningkatkan peradaban
manusia itu sendiri di masa kini dan masa yang akan datang.
E.
Landasan Sosiologis dan Budaya
landasan
sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma
kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
bermasyarakat suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada pola
hubungan antara pribadi an antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Untuk
terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai. terciptalah
nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang
mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota
masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Sosilogi mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Empiris,
adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu.
2) Teoretis,
adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya
yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan pada generasi muda.
3) Komulatif,
sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari
terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4) Nonetis,
karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta
individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Untuk
mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep
atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana
seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup
yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman.
Sosiologi pendidikan meliputi :
Sosiologi pendidikan meliputi :
1. Interaksi
guru-siswa,
2. Dinamika
kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah,
3. Struktur
dan fungsi sistem pendidikan, dan
4. Sistem-sistem
masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Dalam sosiologi,
perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai. Sosiologi berpandangan bahwa
perilaku itu tidak bebas, melainkan mengikuti pola yang kontinu dan pola itu
yang sebagai pengatur perilaku adalah nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Secara garis besar ada empat sumber nilai, yaitu norma-norma, agama, peraturan
dan perundang-undangan, dan pengetahuan. Sekolah-sekolah harus memperhatikan
pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah.
Kebudayaan menurut
Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan,1989)
Fungsi
kebudayaan dalam kehidupan manusia :
1) Penerus
keturunan dan pengasuh anak
2) Pengembangan
kehidupan berekonomi
3) Transmisi
budaya
4) Meningkatkan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha esa
5) Pengendalian
sosial
6) Rekreasi
F.
Landasan Hukum
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku atau tolak ukur dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Landasan hukum pendidikan adalah
peraturan yang dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
Tetapi, tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan ini,
seperti cara mengajar dan membuat persiapan mengajar, sebagian besar
dikembangkan sendiri oleh pendidik.
Undang - Undang Dasar
1945 merupakan sumber hukum tertinggi di Indonesia. Pasal - pasal yang
berhubungan dengan pendidikan dalam Undang - Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal,
yaitu pasal 31 dan pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang
satu menceritakan kebudayaan. pasal
31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai
wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN
dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang
kebudayaan.
1) Pasal
31 ayat 1 berbubunyi : “ Tiap - tiap warga Negara berhak mendapatkan
pengajaran”. Dan ayat 2 ayat ini berbunyi : “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran”.
2) Pasal
32 pada Undang - Undang Dasar berbunyi: “Pemerintah memajukan kebudayaan
Nasional Indonesia, yang diatur dengan Undang - Undang”.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang undang
ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri dari
77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah terkait dalam
dunia pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip
penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan
masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa
pengantar, estándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan,
pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi
akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan
pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup.
Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang undang
ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah dalam
undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan , prinsip profesionalitas,
seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi akademik, hak dan
kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sangsi bagi guru dan dosen
yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan
ketentuan penutup.
G.
Landasan Ekonomi
Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan
cukup menentukan tetapi bukan pemegang peranan utama. Dunia pendidikan adalah
lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia, sudah tentu
pendidikan itu tidak akan membawa peserta didik kearah hidup yang
membingungkan, menyusahkan, dan sengsara walaupun bisa mencari uang banyak. Artinya
dunia pendidikan bukan dunia bisnis tempat berlatih mencari uang, melinkan
dunia pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup wajar dan damai.
Ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu
lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi dedikasi, keahlian dan
keterampilan pengelolah dan guru-gurunya.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan
ialah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan dan juga berfungsi sebagai
materi pelajaran dalam masalah ekonomi pada kehidupan manusia. Kegunaan ekonomi
dalam pendidikan terbatas pada :
1. Untuk
membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama
siswa.
2. Membiayai
segala perlengkapan gedung.
3. Membayar
jasa semua kegiatan pendidikan.
4. Untuk
mengembangkan individu yang berprilaku ekonomi.
5. Untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan.
6. Meninkatkan
motivasi kerja.
7. Membuat
para personalia pendidikan lebih ber gairah bekerja.
Sumber-sumber dana dapat diperoleh
melalui :
1. Dari
pemerintah dalam bentuk proyek pembangunan, pertandingan karya ilmiah dan
sebagainya.
2. Dari kerjasama dengan instansi lain baik
pemerintah swasta maupun dunia usaha.
3. Membentuk
pajak pendidikan.
4. Usaha-usaha
lain misalnya mengadakan pentas seni keliling, mengaktifkan komite sekolah dan
sebagainya.
Menurut jenisnya biaya
pendidikan terdiri dari :
1.Dana Rutin, adalah dana yang dipakai
membiayai kegiatan rutin seperti gaji. Dan dipertanggungjawabkan dengan SPJ
(Surat Pertanggungjawaban) yang disertai dengan bukti-bukti pembayaran yang
sah.
2.Dana
Pembangunan, adalah dana yang dipakai membiayai pembangunan-pembangunan dalam
berbagai bidang juga dipertanggungjawabkan dengan SPJ (Surat
Pertanggungjawaban) yang disertai dengan bukti-bukti pembayaran yang sah.
3.Dana Bantuan Masyarakat, adalah dana
yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan
dana pembangunan. Dan dipertanggungjawabkan dalam laporan yang disertai
bukti-bukti pembayaran yang sah pada wakil-wakil masyarakat.
Tiga macam perencanaan biaya pendidikan
adalah :
1.Perencanaan secara tradisional.
2.SP4 (Sistem Perencanaan Penyususnan
Program dan Penganggaran). Alokasi dana diatur atas dasar realita.
3. ZBB (Zero Base Badgeting) hanya
direncanakan satu tahun anggaran dan tiap-tiap kegiatan ditentukan biaya
minimumnya.
Efisiensi dan efektivitas dana
pendidikan. Yang dimaksud dengan efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan
adalah dana yang harganya sesuai atau lebih kecil dari pada produksi dan
layanan pendidikan yang telah direncanakan. Sedangkan yang dimaksud dengan
penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersebut
pendidikan yang telah direncakan bisa dicapai dengan relatif sempurna.
Pemerintah
memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan karena :
1)
Dana pendidikan sangat terbatas.
2)
Departemen pendidikan seringkali mengalami kebocoran
dana.
Faktor-faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah :
1. Penggunaan
Uang.
2. Proses
Kegiatan.
3. Hasil Kegiatan
Efektivitas
pendanaan juga untuk memilih alternatif pemrosesan yang terbaik
1) Untuk
alternatif-alternatif yang belum diuji coba, atau dengan asumsi sama-sama
efektif, maka alternatif yang dipilih adalah yang memakai biaya yang paling
kecil.
2) Untuk
alternatif-alternatif yang sudah diuji coba, sehingga diketahui efektivitasnya
masing-masing maka alternatif yang dipilih adalah yang memiliki angka hasil
bagi biaya oleh efektivitasnya paling kecil.
H.
Landasan Ilmiah dan Teknologi (IPTEK)
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki manusia sekarang telah berlangsung dalam lintasan sejarah yang cukup
panjang. Keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan akibat langsung
dari eksistensi manusia yang kemudian membentuk sejarah pendidikan sejak lahir
sampai meninggal. Jadi, jika manusia tidak eksis dalam rentetan panjang
kependidikan, sesungguhnya ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin ada.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu sistem intelektual pemberdayaan
manusia yang dihasilkan dari sistem kegiatan pendidikan. Dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, segala perubahan yang direncanakan oleh pendidikan
dapat dikerjakan. (Suparlan, 2009 : 111).
Dalam hubungannya dengan pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung tanggung jawab untuk membudayakan
eksistensi kehidupan manusia. Artinya: dengan peralatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia semakin lebih berpeluang untuk menciptakan perubahan-perubahan
yang bermanfaat bagi kehidupan yang lebih berkembang dan maju. Perkembangan di
bidang ilmu pengetahuan misalnya, telah mampu memberikan manusia
paradigma-paradigma yang baru. Selain itu, dengan teknologi, pendidikan mampu
membuat perubahan dan dengan pendidikan, teknologi diharapakan mampu membuat
kehidupan semakin berkembang dan maju. Berkembang dan maju dalam arti bernilai
kultural manusiawi, sehingga segala kebutuhan hidup dapat lebih mudah dicukupi
dan dapat dimanfaatkan secara adil dan merata. Dengan pendidikan teknologi,
jalan menuju kesejahteraan umum semakin terbuka.
Dengan adanya teknologi, manusia
mampu menciptakan berbagai mesin dan alat-alat elektronik yang bisa menunjang
pendidikan. Misalnya: mesin foto copy, komputer, LCD, internet dan lainnya.
Tentunya semua sarana ini sangat memberikan sumbangan yang berarti bagi
pendidikan manusia sehingga pola pikir manusia bisa berkembang dan maju dalam
segala segi kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan yang
ideal tidak hanya mempunyai satu tumpuan atau dasar yang kuat, tetapi memiliki
banyak tumpuan yang saling menguatkan satu sama lain. Hingga terbentuk sebuah
pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan cita-cita manusia.
3.2
Saran
Sebaiknya dalam
melakukan aktifitas pendidikan kita tidak hanya melihat dari satu sisi landasan
pendidikan. Karena semakin banyak landasan yang kita pelajari maka semakin
mudah kita menjalankan dan melaksanakan aktifitas pendidikan dan wawasan kita
semakin terbuka luas.
Daftar Pustaka
·
Made,
Pidarta, Prof. Dr. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia, Rineka Cipta : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar