Senin, 13 Maret 2017

Rancangan Penelitian Kuantitatif



  Rancangan Penelitian Kuantitatif
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu proses atau kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan penelitian berusaha untuk menjelaskan, memprediksikan atau mengontrol fenomena. Menurut kerlinger penelitian ilmiah sebagai penyelidikan sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut (Emzir, 2011: 5). Penelitian dapat dikatakan sebagai reaksi terhadap suatu fenomena yang kemudian ditindaklanjuti melalui penelitian secara sistematis untuk menemukan pemecahan masalah dari fenomena tersebut.
Penelitian dapat dibagi berdasarkan teknik pengumpulan data, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Kedua jenis penelitian ini memiliki perbedaan yang cukup siginifkan. Secara umum perbedaan penelitian ini adalah bila penelitian kuantitatif pengumpulan data berupa angka. Penelitian ini berfokus pada kovariasi diantara variabel dengan yang didapatkan melalui fokus permasalahan, menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang canggih. Menurut Gay tujuan studi korelasi adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi (Emzir, 2011: 38). Koresional dapat melengkapi penafsiran seberapa tepat hubungan variabel-variabel, bila semakin tinggi hubungan variabel-variabel maka, semakin akurat prediksi hubungan tersebut. Ketelitian dan ketepatan sangat diperlukan dalam melakukan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif pengumpulan data berupa kata atau kalimat. Fokus permasalahan berupa gejala sosial kemudian didefinisikan sesuai penilaian atau pemaknaan lain (informan) atas objek yang diteliti. Martono berpendapat gejala sosial disusun melalui definisi hasil pemaknaan atau interpretasi inidividu secara subjektif, yang diciptakan manusia melalui proses interpretasi. (2010: 21) Perbedaan pengumpulan data tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk mencari kebenaran terhadap sebuah fenomena dan diperlukan metode berfikir kritis. Karena masing-masing memiliki kerumitan bahkan kemudahan tersendiri dalam bidang penelitian masing-masing.
Kedua jenis penelitian itu sebenarnya memiliki tingkat kerumitan tersendiri, namun pendekatan kuantitatif yang pengolahan datanya berupa angka harus diselesaikan dengan ketelitian dan hati-hati agar tidak ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara tujuan penelitian dan hasil penelitian. Pada dasarnya penelitian kuantitatif berupa pengujian, sesuai dengan pendapat Martono yang mengatakan bahwa teori dalam penelitian kuantitatif sebagai sesuatu penguji kebenaran atau keberlakuan sebuah teori yang dapat ditemukan pada hasil penelitian (2010: 22).
Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai pengetahuan yang baik mengenai penelitian kuantitatif terutama memuat tentang variabel, pengukuran, hipotesis dan indikator yang menjadi ciri khas dalam penelitian kuantitatif.
 
PEMBAHASAN
Rancangan penelitian kualitatif secara umum selalu dikaitkan dengan angka-angka dan perhitungan, karena memang tujuan akhirnya adalah untuk mengukur, menilai atau atau membandingkan. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data berupa angka, kemudian diolah dan dianalisis sehingga memperoleh sebuah informasi ilmiah yang dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
1.      Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Penelitian kuantitatif berasal dari aliran pemikiran pospositivesme/pospostivist yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan pada observasi yang cermat dan pengukuran realitas terhadap objektif melalui teknik numerik dari observasi dan pengkajian. Hal ini sejalan dengan pendapat Emzir, yang menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma pospostivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi serta pengujian teori) (2011: 28). Dapat dikatakan keutamaan dari penelitian kuantitatif, terletak pada pemikiran sebuah objek dengan pengukuran dan perkiraan yang begitu akurat dalam setiap langkah penelitian dengan perhitungan statistik numerik.
Menurut Martono (2010: 20-23) asumsi dasar mengenai penelitian kuantitatif dapat diketahui dari berbagai aspek:
1.      Secara ontologi penelitian kuantitatif menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan hampir memiliki pola yang sama, hingga dapat diamati, diukur dengan indikator tertentu.
2.      Secara epistemologi penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai, artinya peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan berbagai kriteria untuk menilai gejala sosial atau variabel yang akan diteliti.
3.      Secara metodologi penelitian kuantitatif bersifat nom otetik artinya yang memfokuskan kajian pada faktor-faktor khusus atau tertentu yang memengaruhi terjadinya gejala sosial, tidak membahas semua faktor secara umum.
4.      Secara teori penelitian kuantitatif adalah untuk diuji artinya teori yang ada dalam penelitian kuantitatif berfungsi sebagai sesuatu yang akan diuji kebenarannya.
5.      Secara posibilitas penelitian kuantitatif hampir selalu memisahkan mana gejala sosial yang menjadi penyebab dan mana gejala sosial yang menjadi akibat.
6.      Secara aksiologi penelitian kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum serta pola-pola universal, umum dan dapat diberlakukan di mana saja dan kapan saja dalam semua konteks hingga menemukan penjelasan terjadinya sebuah gejala sosial dengan mengaitkan gejala sosial lainnya.
Berdasarkan beberapa asumsi dasar tersebut, fokus permasalahan gejala sosial yang dilakukan penelitian kuantitatif merupakan hal umum dan sederhana, hanya saja dalam pengolahannya yang harus dirancang sedemikian rupa agar setiap penjelasan berupa variabel atau indikator memiliki hubungan yang jelas dan informasi atau pemikiran yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca.
Penelitian kuantitatif bisa dijelaskan melalui beberapa alat penentu dalam penelitian, dan biasanya dilakukan setelah melakukan kajian pustaka. Secara konseptual penelitian kuantitatif digambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian melalui alat penelitian. Alat penelitian itu berupa variabel, pengkukuran, hipotesis dan indikator.
Sesuai dengan pendapat Tanjung dan Ardial menyatakan bahwa konsep merupakan susunan variabel yang harus mencerminkan keseluruhan isi penelitian dan merupakan gambaran dari susunan kerangka kerja konsep atau variabel itu (2009: 20). Variabel memiliki peran penting dalam penelitian kuantitatif, karena variabel secara tidak langsung menjelaskan bagaimana penelitian itu akan berlangsung dan bagaimana nanti hasil yang diperoleh pada pengujian hipotesis yang berasal dari variabel.
Gambar 1. Susunan kerangka Penelitian Kuantitatif Secara Umum





Selangkapnya pembahasan mengenai bagian-bagian dari rancangan penelitian kuantitatif tersebut akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
2.      Variabel dan Pengukuran
Menurut Sugiyono variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Hamdi dan Bahruddin, 2015: 19). Dalam menetukan variabel juga diperlukan pedoman agar tidak terjadi kesalahan, pedoman dalam mentukan variabel yang berhubungan adalah proporsisi, teori dan hipotesis yang dapat ditentukan dengan pengukuran atau perumusan hubungan antar dua variabel. Setiap variabel biasanya memiliki nilai variasi atau disebut atribut yang saling berkaitan dan memiliki tujuan yang jelas, karena atribut pada variabel dapat menjadi bagian variabel tanpa mengubah definisi. Ada beberapa jenis variabel yang terdapat pada penelitian (Martono, 2010: 50), sebagai berikut;
1.      Variabel bersifat publik yaitu menunjukkan ciri objek yang telah diketahui secara umum dan bersifat privat yaitu menunjukkan ciri tertentu dapat diketahui, tapi orang lain tidak berhak mengetahuinya.
2.      Variabel permanen yaitu menunjukkan ciri tertentu dan tetap serta dalam jangka panjang tidak berubah dan variabel temporal yaitu menunjukkan ciri tertentu yang mudah berubah-ubah.
3.      Variabel independen atau bebas yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat variabel lain yang secara umum lebih terdahulu dalam tata waktu dan variabel dependen atau terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu variabel bebas, biasanya disajikan dalam fokus penelitian dan disimbolkan dengan “y”
4.      Variabel pendahulu yaitu mempunyai kedudukan lebih dahulu dari pada variabel independen.
5.      Variabel antara yaitu kedudukannya terletak diantara variabel independen dan dependen.
Gambar 2. Hubungan antar variabel

 
6.      Variabel kontrol merupakan variabel konstan artinya tidak memengaruhi variabel utama yang diteliti.
7.      Variabel penekanan yaitu pengubah kekuatan hubungan dua variabel.
8.      Variabel pengganggu yaitu dapat mengubah arah hubungan diantara dua variabel.
Pengukuran biasanya selalu dikaitkan dengan angka atau nilai sesuai dengan objek yang diteliti. Menurut Stevens pengukuran adalah penetapan/pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu. Kata kunci yang memberikan definisi terhadap pengukuran yaitu angka, penetapan dan aturan. (Nazir, 2014: 111). Pengukuran tersebut diberikan peneliti sesuai dengan metode dan teknik yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan objek permasalahan yang diangkat. Pengukuran paling umum yang sering dilakukan berupa teknik sampling, berupa pengukuran atau pengambilan data pada bagian dari populasi untuk mewakili populasi tersebut.
Pengukuran dalam penelitian ilmiah dikenal juga dengan skala pengukuran, artinya pengukuran itu memiliki batasan dan tidak bisa dicampuradukkan dalam melakukan pengukuran untuk itu dilakukan pengelompokkan agar mudah dilakukan penelitian dan hasilnya dapat diterima. Untuk memudahkan memahami mengenai pengukuran atau skala pengukuran Martono (2010: 54) menyebutkan ada empat jenis skala pengukuran, sebagai berikut;
1.      Skala nominal merupakan pengukuran paling sederhana yang digunakan untuk mengklasifikasikan suatu objek atau kejadian ke dalam kelompok yang terpisah sehingga menunjukkan persamaan atau perbedaan tertentu.
2.      Skala ordinal memiliki semua kategori pada skali nominal,  perbedaannya skala ordinal memiliki urutan atau peringkat antarkategori.
3.      Skala interval memiliki semua kategori skala ordinal, perbedaanya skala interval memiliki satuan skala atau satuan pengukuran yang tidak memiliki titik 0.
4.      Skala rasio memiliki persamaan mendasar dengan skala interval, perbedaanya terletak pada kepemilikan titik 0 (nol) yang sebenarnya,

3.      Hipotesis dan Indikator
Hipoteis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”.(Martono, 2010: 57). Hipotesis dalam penelitian kuantitatif harus berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan untuk dapat memandu jalan pikiran peneliti ke arah tujuan,  hingga hasil penelitian memperoleh sasaran yang tepat. Hipotesis menurut Tanjung dan Ardial merupakan  jawaban dan simpulan kerangka pikiran sementara yang diperinci sesuai urutan identifikasi masalah, biasanya berupa kalimat pernyataan menurut ketentuan “propositional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variabel atau lebih yang menyatakan hubungan sebab-akibat (kausalitas: Jika X maka Y) (2009: 34). Rumusan hipotesis menurut banyak alhi metodologi yang dikemukakan Sugyono (Tanjung dan Ardial, 2009: 34) terdapat empat macam:
1.      Hipotesis Deskriptif yaitu menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana suatu peristiwa itu terjadi
2.      Hipotesis Argumentasi yaitu menunjukkan dugaan sementara mengapa peristiwa itu terjadi
3.      Hipotesis kerja yaitu menerka atau menjelaskan akibat dari suatu variabel yang menjadi penyebabnya
4.       Hipotesis nol atau statistik yaitu bertujuan menerka kebenaran sebuah teori bisa diterima atau tidak.
Setelah selesai melakukan pengumpulan data dan analisis, untuk memeriksa benar atau tidaknya sebuah teori atau fokus penelitian yang selanjutnya akan diterima atau ditolak menurut bukti-bukti yang sah.
Indikator berupa ciri atau sifat berupa objek yang sebenarnya diukur dalam penelitian kuantitatif. Nazir menyatakan bahwa indikan tidak lain dari suatu istilah yang sering digunakan, yang berarti “sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain.” (2014: 112). Indikator berasal dari variabel-variabel yang ingin diteliti, atau dengan kata lain indokator adalah anak dari variabel. Adapun indikator dari masing-masing variabel ditentukan oleh aspek/hal yang ingin diteliti. Biasanya satu variabel terdiri dari 3-5 indikator. Dari indikator inilah yang harus dijabarkan dalam instrument penelitian menjadi beberapa pertanyaan

simpulan

Berdasarkan hasil penjelasan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

1.      Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mengangkat fokus permasalahan pada gejala sosial yang umumnya terjadi dimasyarakat kemudian pengolahan data dilakukan secara sistemati, statistik dan dapat dipertanggung jawabkan atas hasil penlitian tersebut.
2.      Instrumen penelitian kuantitatif secara umum yang tidak bisa lepas dari penelitian kuantitatif berupa variabel, pengukuran, hipotesis serta indikator.
3.      Semua intrumen penelitian selalu memiliki hubungan dengan yang lain, yang berguna menjadi paduan peneliti untuk melakukan langkah-langkah penelitian dan memudahanpembaca menerima dan memahami hasil penelitian.






 
 

Daftar Pustaka

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Hamdi, Asep Saepul Dan E, Bahruddin. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitati: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar