Rancangan Penelitian Kuantitatif
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu proses atau
kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis dengan menerapkan
metode ilmiah. Tujuan penelitian berusaha untuk menjelaskan, memprediksikan
atau mengontrol fenomena. Menurut kerlinger penelitian ilmiah sebagai
penyelidikan sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena
sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan
dengan fenomena tersebut (Emzir, 2011: 5). Penelitian dapat dikatakan sebagai
reaksi terhadap suatu fenomena yang kemudian ditindaklanjuti melalui penelitian
secara sistematis untuk menemukan pemecahan masalah dari fenomena tersebut.
Penelitian dapat dibagi berdasarkan
teknik pengumpulan data, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Kedua jenis penelitian ini memiliki perbedaan yang cukup
siginifkan. Secara umum perbedaan penelitian ini adalah bila penelitian
kuantitatif pengumpulan data berupa angka. Penelitian ini berfokus pada
kovariasi diantara variabel dengan yang didapatkan melalui fokus permasalahan,
menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang canggih. Menurut Gay
tujuan studi korelasi adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi (Emzir, 2011: 38).
Koresional dapat melengkapi penafsiran seberapa tepat hubungan
variabel-variabel, bila semakin tinggi hubungan variabel-variabel maka, semakin
akurat prediksi hubungan tersebut. Ketelitian dan ketepatan sangat diperlukan
dalam melakukan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif pengumpulan data
berupa kata atau kalimat. Fokus permasalahan berupa gejala sosial kemudian
didefinisikan sesuai penilaian atau pemaknaan lain (informan) atas objek yang
diteliti. Martono berpendapat gejala sosial disusun melalui definisi hasil
pemaknaan atau interpretasi inidividu secara subjektif, yang diciptakan manusia
melalui proses interpretasi. (2010: 21) Perbedaan pengumpulan data tersebut
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk mencari kebenaran terhadap
sebuah fenomena dan diperlukan metode berfikir kritis. Karena masing-masing
memiliki kerumitan bahkan kemudahan tersendiri dalam bidang penelitian
masing-masing.
Kedua jenis penelitian itu sebenarnya
memiliki tingkat kerumitan tersendiri, namun pendekatan kuantitatif yang
pengolahan datanya berupa angka harus diselesaikan dengan ketelitian dan
hati-hati agar tidak ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara tujuan
penelitian dan hasil penelitian. Pada dasarnya penelitian kuantitatif berupa
pengujian, sesuai dengan pendapat Martono yang mengatakan bahwa teori dalam
penelitian kuantitatif sebagai sesuatu penguji kebenaran atau keberlakuan
sebuah teori yang dapat ditemukan pada hasil penelitian (2010: 22).
Pada bagian selanjutnya akan dibahas
mengenai pengetahuan yang baik mengenai penelitian kuantitatif terutama memuat
tentang variabel, pengukuran, hipotesis dan indikator yang menjadi ciri khas
dalam penelitian kuantitatif.
PEMBAHASAN
Rancangan penelitian kualitatif secara umum selalu
dikaitkan dengan angka-angka dan perhitungan, karena memang tujuan akhirnya
adalah untuk mengukur, menilai atau atau membandingkan. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data
berupa angka, kemudian diolah dan dianalisis sehingga memperoleh sebuah
informasi ilmiah yang dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
1.
Penelitian
Kuantitatif
Penelitian kuantitatif menggunakan
strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data
statistik. Penelitian kuantitatif berasal dari aliran pemikiran
pospositivesme/pospostivist yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dikembangkan
berdasarkan pada observasi yang cermat dan pengukuran realitas terhadap
objektif melalui teknik numerik dari observasi dan pengkajian. Hal ini sejalan
dengan pendapat Emzir, yang menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif adalah
suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma
pospostivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang
sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik,
menggunakan pengukuran dan observasi serta pengujian teori) (2011: 28). Dapat
dikatakan keutamaan dari penelitian kuantitatif, terletak pada pemikiran sebuah
objek dengan pengukuran dan perkiraan yang begitu akurat dalam setiap langkah
penelitian dengan perhitungan statistik numerik.
Menurut Martono (2010: 20-23) asumsi
dasar mengenai penelitian kuantitatif dapat diketahui dari berbagai aspek:
1.
Secara ontologi
penelitian kuantitatif menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan hampir
memiliki pola yang sama, hingga dapat diamati, diukur dengan indikator
tertentu.
2.
Secara epistemologi
penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai, artinya peneliti memiliki
kebebasan dalam menentukan berbagai kriteria untuk menilai gejala sosial atau
variabel yang akan diteliti.
3.
Secara
metodologi penelitian kuantitatif bersifat nom otetik artinya yang memfokuskan
kajian pada faktor-faktor khusus atau tertentu yang memengaruhi terjadinya
gejala sosial, tidak membahas semua faktor secara umum.
4.
Secara teori
penelitian kuantitatif adalah untuk diuji artinya teori yang ada dalam
penelitian kuantitatif berfungsi sebagai sesuatu yang akan diuji kebenarannya.
5.
Secara
posibilitas penelitian kuantitatif hampir selalu memisahkan mana gejala sosial
yang menjadi penyebab dan mana gejala sosial yang menjadi akibat.
6.
Secara
aksiologi penelitian kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum serta pola-pola
universal, umum dan dapat diberlakukan di mana saja dan kapan saja dalam semua
konteks hingga menemukan penjelasan terjadinya sebuah gejala sosial dengan
mengaitkan gejala sosial lainnya.
Berdasarkan beberapa asumsi dasar
tersebut, fokus permasalahan gejala sosial yang dilakukan penelitian
kuantitatif merupakan hal umum dan sederhana, hanya saja dalam pengolahannya
yang harus dirancang sedemikian rupa agar setiap penjelasan berupa variabel
atau indikator memiliki hubungan yang jelas dan informasi atau pemikiran yang
disampaikan dapat diterima oleh pembaca.
Penelitian kuantitatif bisa dijelaskan
melalui beberapa alat penentu dalam penelitian, dan biasanya dilakukan setelah
melakukan kajian pustaka. Secara konseptual penelitian kuantitatif digambarkan
secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat perhatian melalui alat penelitian. Alat penelitian itu berupa variabel,
pengkukuran, hipotesis dan indikator.
Sesuai dengan pendapat Tanjung dan
Ardial menyatakan bahwa konsep merupakan susunan variabel yang harus
mencerminkan keseluruhan isi penelitian dan merupakan gambaran dari susunan
kerangka kerja konsep atau variabel itu (2009: 20). Variabel memiliki peran
penting dalam penelitian kuantitatif, karena variabel secara tidak langsung
menjelaskan bagaimana penelitian itu akan berlangsung dan bagaimana nanti hasil
yang diperoleh pada pengujian hipotesis yang berasal dari variabel.
Gambar 1. Susunan kerangka Penelitian Kuantitatif Secara Umum
Selangkapnya pembahasan mengenai
bagian-bagian dari rancangan penelitian kuantitatif tersebut akan dijelaskan
pada bagian selanjutnya.
2.
Variabel dan
Pengukuran
Menurut Sugiyono variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya (Hamdi dan Bahruddin, 2015: 19). Dalam menetukan variabel juga
diperlukan pedoman agar tidak terjadi kesalahan, pedoman dalam mentukan
variabel yang berhubungan adalah proporsisi, teori dan hipotesis yang dapat
ditentukan dengan pengukuran atau perumusan hubungan antar dua variabel. Setiap
variabel biasanya memiliki nilai variasi atau disebut atribut yang saling
berkaitan dan memiliki tujuan yang jelas, karena atribut pada variabel dapat
menjadi bagian variabel tanpa mengubah definisi. Ada beberapa jenis variabel
yang terdapat pada penelitian (Martono, 2010: 50), sebagai berikut;
1.
Variabel
bersifat publik yaitu menunjukkan ciri objek yang telah diketahui secara umum
dan bersifat privat yaitu menunjukkan ciri tertentu dapat diketahui, tapi orang
lain tidak berhak mengetahuinya.
2.
Variabel
permanen yaitu menunjukkan ciri tertentu dan tetap serta dalam jangka panjang
tidak berubah dan variabel temporal yaitu menunjukkan ciri tertentu yang mudah
berubah-ubah.
3.
Variabel
independen atau bebas yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat
variabel lain yang secara umum lebih terdahulu dalam tata waktu dan variabel
dependen atau terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu variabel bebas,
biasanya disajikan dalam fokus penelitian dan disimbolkan dengan “y”
4.
Variabel
pendahulu yaitu mempunyai kedudukan lebih dahulu dari pada variabel independen.
5.
Variabel
antara yaitu kedudukannya terletak diantara variabel independen dan dependen.
Gambar 2. Hubungan antar variabel
6.
Variabel
kontrol merupakan variabel konstan artinya tidak memengaruhi variabel utama
yang diteliti.
7.
Variabel
penekanan yaitu pengubah kekuatan hubungan dua variabel.
8.
Variabel pengganggu
yaitu dapat mengubah arah hubungan diantara dua variabel.
Pengukuran biasanya selalu dikaitkan
dengan angka atau nilai sesuai dengan objek yang diteliti. Menurut Stevens
pengukuran adalah penetapan/pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut
aturan tertentu. Kata kunci yang memberikan definisi terhadap pengukuran yaitu
angka, penetapan dan aturan. (Nazir, 2014: 111). Pengukuran tersebut diberikan
peneliti sesuai dengan metode dan teknik yang dilakukan oleh peneliti sesuai
dengan objek permasalahan yang diangkat. Pengukuran paling umum yang sering
dilakukan berupa teknik sampling, berupa pengukuran atau pengambilan data pada
bagian dari populasi untuk mewakili populasi tersebut.
Pengukuran dalam penelitian ilmiah
dikenal juga dengan skala pengukuran, artinya pengukuran itu memiliki batasan
dan tidak bisa dicampuradukkan dalam melakukan pengukuran untuk itu dilakukan
pengelompokkan agar mudah dilakukan penelitian dan hasilnya dapat diterima.
Untuk memudahkan memahami mengenai pengukuran atau skala pengukuran Martono
(2010: 54) menyebutkan ada empat jenis skala pengukuran, sebagai berikut;
1.
Skala nominal
merupakan pengukuran paling sederhana yang digunakan untuk mengklasifikasikan
suatu objek atau kejadian ke dalam kelompok yang terpisah sehingga menunjukkan
persamaan atau perbedaan tertentu.
2.
Skala ordinal
memiliki semua kategori pada skali nominal, perbedaannya skala ordinal memiliki urutan
atau peringkat antarkategori.
3.
Skala
interval memiliki semua kategori skala ordinal, perbedaanya skala interval
memiliki satuan skala atau satuan pengukuran yang tidak memiliki titik 0.
4.
Skala rasio
memiliki persamaan mendasar dengan skala interval, perbedaanya terletak pada
kepemilikan titik 0 (nol) yang sebenarnya,
3.
Hipotesis dan
Indikator
Hipoteis berasal dari kata “hypo” yang
berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”.(Martono, 2010:
57). Hipotesis dalam penelitian kuantitatif harus berhubungan dengan masalah
yang ingin dipecahkan untuk dapat memandu jalan pikiran peneliti ke arah tujuan, hingga hasil penelitian memperoleh sasaran
yang tepat. Hipotesis menurut Tanjung dan Ardial merupakan jawaban dan simpulan kerangka pikiran
sementara yang diperinci sesuai urutan identifikasi masalah, biasanya berupa
kalimat pernyataan menurut ketentuan “propositional”, yaitu kalimat yang
terdiri dari dua variabel atau lebih yang menyatakan hubungan sebab-akibat
(kausalitas: Jika X maka Y) (2009: 34). Rumusan hipotesis menurut banyak alhi
metodologi yang dikemukakan Sugyono (Tanjung dan Ardial, 2009: 34) terdapat
empat macam:
1.
Hipotesis Deskriptif yaitu
menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana suatu peristiwa itu terjadi
2.
Hipotesis Argumentasi yaitu
menunjukkan dugaan sementara mengapa peristiwa itu terjadi
3.
Hipotesis kerja yaitu menerka
atau menjelaskan akibat dari suatu variabel yang menjadi penyebabnya
4.
Hipotesis nol atau
statistik yaitu bertujuan menerka kebenaran sebuah teori bisa diterima atau
tidak.
Setelah selesai melakukan pengumpulan
data dan analisis, untuk memeriksa benar atau tidaknya sebuah teori atau fokus
penelitian yang selanjutnya akan diterima atau ditolak menurut bukti-bukti yang
sah.
Indikator berupa ciri atau sifat berupa
objek yang sebenarnya diukur dalam penelitian kuantitatif. Nazir menyatakan
bahwa indikan tidak lain dari suatu istilah yang sering digunakan, yang berarti
“sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain.” (2014:
112). Indikator berasal dari
variabel-variabel yang ingin diteliti, atau dengan kata lain indokator adalah
anak dari variabel. Adapun indikator dari masing-masing
variabel ditentukan oleh aspek/hal yang ingin diteliti. Biasanya satu variabel
terdiri dari 3-5 indikator. Dari indikator inilah yang harus dijabarkan dalam
instrument penelitian menjadi beberapa pertanyaan.
simpulan
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
1.
Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang mengangkat fokus permasalahan pada gejala
sosial yang umumnya terjadi dimasyarakat kemudian pengolahan data dilakukan
secara sistemati, statistik dan dapat dipertanggung jawabkan atas hasil
penlitian tersebut.
2.
Instrumen
penelitian kuantitatif secara umum yang tidak bisa lepas dari penelitian
kuantitatif berupa variabel, pengukuran, hipotesis serta indikator.
3.
Semua
intrumen penelitian selalu memiliki hubungan dengan yang lain, yang berguna
menjadi paduan peneliti untuk melakukan langkah-langkah penelitian dan
memudahanpembaca menerima dan memahami hasil penelitian.
Daftar Pustaka
Emzir. 2011. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Pt Rajagrafindo
Persada.
Hamdi, Asep Saepul Dan E, Bahruddin. 2015. Metode
Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitati: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Nazir, Moh. 2014. Metode
Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta:
Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar